Tarjono Slamet Pengrajin Mainan Edukatif Difable
Cobaan
yang terus menghantui tidak membuat Tarjono Slamet menyerah walaupun
seorang tuna daksa, Slamet mampu mennghidupi 40 karyawannya yang juga
mengalami keterbatasan fisik.
Tarjono Slamet, pria berusia 42 tahun ini dahulu memiliki anggota tubuh yang
sempurna, namun nasib naas menimpa nya,
ditahun 1998 ia mengalami kecelakaan kerja tersengat aliran listrik tergangan
tinggi ketika sedang mempebaiki trafo di sebuah gardu listrik yang membuat kedua
tangannya cacat dan kaki kiri nya harus diamputasi.
Hidupnya
sempat hancur kala itu, hingga akhirnya sebuah
yayasan yang membina kaum difable
mengajaknya bergabung Slamet diajari
berbagai macam cara membuat
kerajinan dan mainan edukatif dari bahan
kayu dan juga cara pemasarannya.
Di tahun
2003 Slamet mengajak teman sesama difable untuk hidup mandiri. Slamet mendirikan sebuah pabrik mainan edukatif yang terbuat dari kayu berkat ketekunannya usaha
yang dirintisnya makin maju dan
produk mainan edukatifnya telah menembus pasar ekspor hingga ke Australia.
Namun
cobaan kembali menimpanya, tahun 2006
pabriknya hancur terkena gempa yang mengguncang
provinsi jogjakarta, salah
seorang karyawannya meninggal akibat kejadian itu.
Slamet
kembali terpuruk akibat kejadian itu, namun ia tetap berusaha dan berjuang
mendapatkan bantuan guna menghidupi
nasib karyawannya , melihat kisah tragis slamet
banyak lembaga donor internasional yang terketuk untuk memberikan
bantuan kepada nya.
Akhirnya di
tahun 2008 slamet mendapat bantuan
berupa bangunan pabrik peralatan dan
showroom dari palang merah jepang.Pabrik
pun dapat kembali berproduksi kembali. Slamet juga mendirikan yayasan mandiri craft
guna membantu sesama kaum diffable.
Kini slamet
memiliki 40 orang karyawan yang memiliki
hampir semuanya mengalami keterbatasan
fisik. Slamet pun mendapatkan penghargaan dari kementrian tenaga kerja sebagai perusahaan yang mempekerjakan kaum
diffable. Bagi slamet berbagi untuk sesama dan bersyukur kepada yang kuasa
adalah prinsipnya dalam menjalani hidup.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar