Deaf Art Community Modern Dance Tuna Rungu Indonesia
Gerakan -gerakan modern dance biasanya hanya bisa dilakukan oleh orang
orang dengan kondisi fisik yang normal.
Namun di kota Jogjakarta ada sebuah group modern yang anggota
nya adalah para penyandang tuna rungu. Kemampuan mereka memadukan
gerak dengan musik mengundang decak kagum para penonton, walaupun mereka tidak
bisa mendengar. Siapa penggagas berdirinya group dance ini.
Adalah broto wijayanto yang
menjadi motor penggerak dibalik group dance ini di tahun 2008 pria yang akrab sehari-hari dipanggil Broto ini
mendirikan komunitas Deaf Art Community (DAC). Sebuah
komunitas Tuna Rungu yang membebaskan anggota nya mengekspresikan diri dalam bidang seni.
Awalnya Sarjana lulusan sebuah Institur Seni di Jogjakarta ini mengajarkan dasar-dasar teater kepada anak-anak tunarungu yang ber tujuan untuk meningkatkan rasa kepercayaan diri
mereka.
Melaui dasar teater itulah mereka mulai mengembagkan ekspresi berbagai
bidang seni. Mulai
dari pantomin, puisi gerak hingga capoera hingga modern dance. Setiap sore puluhan anak tunarungu berkumpul di sekertariat DAC berlatih menari dan modern dance koreografi nya mereka ciptakan sendiri.
Bagaimana mereka
memadukan antara gerak dan musik? Ya mereka menggandeng komunitas beat boxing
of jogjakarta yang selalu mendampingi mereka ketika pentas. Suara dentuman keras dari speaker beat boxer ini memacu jantung mereka sebagai
isyarat untuk melakukan pergantian gerakan gerakan. Memadukan kemampuan dance modern, capoera dan
teater membuat komunitas ini kerap diundang ke berbagai macam acara di berbagai
daerah
Komunitas ini juga membuka kelas bahasa isyarat gratis kepada masyarakat yang pengajarnya adalah tunarungu. Setiap orang dapat bergabung bila ingin mempelajari bahasa isyarat, yang guru nya adalah para tuna rungu.
Komunitas ini juga membuka kelas bahasa isyarat gratis kepada masyarakat yang pengajarnya adalah tunarungu. Setiap orang dapat bergabung bila ingin mempelajari bahasa isyarat, yang guru nya adalah para tuna rungu.
Komunitas ini telah menumbuhkan rasa percaya diri para penderita
tunarungu melalui bidang seni dan menjauhkan merka dari keterasingan. Banyak orang tua yang terbantu dengan adanya komunitas ini dalam mendidik
anak-anak penderita tuna rungu, mereka jadi lebih percaya diri dalam menghadapi
hidup Komunitas ini juga telah meyatukan penderita tuna rungu sekitar Jogjakarta guna menjalin persaudaraan